uCO8uJcd2NOW77jAZ4AbbiNUmGHcS2tFraLMRoIi

Saat Harus Memperbaiki Keadaan yang Bukan Kita Ciptakan


Pernah nggak, kamu berada di posisi serba salah? 

Masalah datang, kekacauan terjadi, dan entah bagaimana — meski kamu bukan penyebabnya, kamu justru yang ditunjuk untuk menyelesaikannya. Rasanya kayak main catur, tapi kamu cuma dikasih bidak, sementara papan dan aturannya berubah seenaknya. 

Inilah dilema yang sering dirasakan oleh guru, anak pertama, ketua kelompok, atau siapa pun yang “tampak” kuat. Saat kamu diminta mengendalikan keadaan, padahal kendalinya nggak pernah benar-benar ada di tanganmu.

Ketika Realita Tak Sejalan dengan Tuntuta

Mari kita ambil contoh dari kehidupan sehari-hari.

Seorang guru diminta mendidik anak menjadi bijak dan disiplin, padahal di rumah, sang anak hidup tanpa batasan.

Seorang pemimpin komunitas dituntut menertibkan anggotanya, sementara anggaran dan dukungan moral nol besar.

Seorang anak sulung dituntut selalu dewasa, meski beban emosinya sendiri belum selesai dibereskan.

Dalam kondisi seperti ini, apa yang bisa kita kendalikan?

Mengelola Bukan Menguasai

Hal pertama yang perlu disadari adalah: mengelola bukan berarti harus menguasai segalanya.

Kalau kamu tidak bisa mengendalikan arah angin, kamu bisa belajar mengatur layar perahumu.
Artinya:
Kendalikan responmu.
Kendalikan keputusanmu.
Kendalikan hal-hal kecil yang kamu kuasai.

Sisanya? Biarkan berjalan. Jangan memaksakan diri memperbaiki situasi yang kamu sendiri tak punya akses atau kuasa penuh atasnya.

Tuntutan Tidak Selalu Sejalan dengan Kapasitas

Kadang, dunia terlalu cepat menunjuk siapa yang harus bertanggung jawab. Tapi tak banyak yang mau memahami batas kemampuan seseorang.

Menjadi dewasa bukan berarti mampu menyelesaikan semua masalah, tapi tahu mana yang bisa dikerjakan, mana yang perlu dibagi, dan mana yang harus dilepaskan.

Dan kalau kamu merasa gagal karena tidak bisa membereskan semuanya, berhenti sebentar. Ingat:

kita manusia, bukan mesin.

Langkah Bijak Saat Dunia Tidak Sejalan

Mulailah dengan apa yang bisa kamu sentuh hari ini.
Bicara, jangan pendam. Apapun posisimu — guru, anak, pemimpin — kamu tetap punya hak untuk bersuara.
Minta bantuan jika memang tak bisa sendirian.

Tidak perlu jadi pahlawan dalam cerita yang bukan kamu tulis. Cukup jadi manusia yang tetap memilih waras, meski dunia sekitarnya tidak jelas arahnya. 

Tidak Apa-Apa Jika Tidak Bisa Semuanya

Kamu boleh berjalan pelan. Boleh berhenti sejenak. Tapi jangan terlalu lama menyalahkan diri karena keadaan yang di luar kuasa.

Ingat: kadang dunia hanya butuh kamu tetap bertahan, bukan selalu menang.


Newest Older
Sugeng Riyanto
Aktif mengajar di SDN Cipinang Besar Selatan 08 Pagi. Purna PSP3 Kemenpora XXIV. Pernah menjadi sukarelawan UCFOS PK IMM FKIP UHAMKA. Kini tercatat sebagai salah satu guru penggerak angkatan 7. Penulis Buku "Pendidikan Tanpa Sekolah. Suka berpergian kealam bebas, Menulis berbagai jenis artikel.

Related Posts

Post a Comment