uCO8uJcd2NOW77jAZ4AbbiNUmGHcS2tFraLMRoIi

RESUME BAB 5 BUKU PSIKOLOGI PERKEMBANGAAN – DIANE E PAPALIA

MEMPERLAJARI PERKEMBANGAN KOGNITIF: PENDEKATAN KLASIK

Dua tipe pembelajaran yang dipelajari oleh studi prilaku adalah pengkodisian klasik dan pengkodisian operan.

Riset roove-collier menyatakan bahwa proses memori bayi sangat mirip dengan orang dewasa kecuali memori mereka segera menghilang tanpa periode mengingat.

Tes psikometris mengukur faktor yang dianggap membentuk kecerdasan bayi.

Tes perkembengan seperti skala perkembangan bayi barley dapat mengindikasikan fungsi yang bekerja pada saat ini, tapi secara umum merupakan predicator yang buruk untuk kercerdasan di masa yang akan datang.

Status sosioekonomi, praktik parenting, dan lingkungan orang tua dapat mempengaruhi kecerdasan yang diukur.

Apabila mekanisme persiapan perkembangan tidak ada, maka intervensi didi sangat mungkin diperlukan.

Sepanjang tahapan perkembangan senseori Piaget, skema bayi menjadi lebih kompleks. Skema tersebut bergerak dari reaksi sirkular primer ke skunder kemudian tersier, dan akhirnya kepada kemampuan repsesentasional, yang menjadikannya mampu melakukan imitasi yang tidak seketika, berpura-pura, dan melakukan pemecahan masalah.

Kepermanenan objek berkembang secara gradual. Piaget memandang A, not-B error sebagai ketidak sempurnaan pengetahuan objek dan pemikiran berdifat egosentrik.

Riset menyatakan ada sejumlah kemampuan yang berkemang lebih awal ketimbangan yang dideskripsikan ole Piager. Kemungkinan beliau terlalu meremehkan kemampuan bayi untuk menangkap kepermanenan objek dan kemampuan imitatifnya.

MEMPELAJARI PERKEMBANGAN KOGNITIF: PENDEKATAN TERANYAR

Periset pemrosesan informasi mengukur proses mental melalui habituasi dengan sinyal kemampuan perseptual lainnya. Berlawanan dengan Piaget, riset ini menyatakan bahwa kemampuan representasional merupakan bawaan lahir.

Indikator efisiensi pemrosesan informasi bayi, seperti kecepatan habituasi, cedrung memprediksikean kecerdasan di masa yang akan datang.

Pendekatan violation-of-expectation menyatakan seorang bayi yang baru berusia 3 ½ sampai 5 bulan mungkin telah memiliki kemampuan dasar menangkap kepermanenan objek, pemahaman tentang angka; awal pemahaman tentang kausalitas, dan kemampuan untuk menalar karakteristik dunia fisik lain. Sebagian periset berpendapat bahwa para bari telah memiliki mekanisme pembelajaran bawaan untuk menguasai pengetahuan seperti itu. Walaupun demikian makna dari temuan ini masih diperdebatkan.

Studi otak telah menemukan bahwa beberapa bentuk memori implisit dan bentuk primitive preeksplisit memori berkembang sepanjang beberapa tahun pertama kehidupan. Memori implisit dan memori kerja berkembang antara usia 6 sampai 12 bulan. Perkembangan neurologis telah membantu menjelasakan keterampilan Piagetin dan kemampuan pemerosesan informasi.

Interaksi dengan orang dewasa memberi kontribusi kepada kompetensi kognitif melalui aktivitas bersama yang membantu si anak belajar keterampilan, pengetahuan, dan nilai penting dalam kultur mereka.

PERKEMBANGAN BAHASA

Penguasaan bahasa merupakan aspek penting perkembangan kognitif.

Bahasa prelinguistic mencakup menangis, menyerah, mengoceh, dan menirukan suara. Pada bulan ke-6 bayi telah mempelajari suara dasar di bahasa mereka dan mulai menyadari aturan fonologis serta mengaitkan suara dengan makna.

Menggunakan isyarat tubuh merupakan bagian penting dari perkembangan bahasa.

Bayi terlebih dahulu mengenali dan memahami kata sebelum mereka mampu mengucapkannya. Kata pertama biasanya mucul antara ke-10 dan 14, mengawali bahasa linguistic. “Cetusan nama” terkadang muncul antara usia 16 dan 24 bulan.

Kalimat singkat pertama biasanya muncul antara 18 dan 24 bulan. Pada usia 3 tahun sintak dan kemampuan komunikasi telah berkembangan dengan baik.

Bahasa awal biasanya ditandai oleh simplifikasi, melebarkan dan menyempitkan makna kata dan pelanggaran aturan.

Dua teori klasik tentang bagaimana seorang anak menguasai bahasa adalah teori pembelajaran tentang bagaimana seorang anak menguasai bahasa adalah teori pembelajaran dan nativisme. Saat ini sebagian besar pakar pertumbuhan menyakini bahwa kemampuan bawaan penguasaan bahasa dapat diaktifkan atau dimunculkan melalui pengalaman.

Termasuk yang memperngaruhu perkembangan bahasa adalah kematangan otak dan interaksi sosial.

Karakteristik keluarga seperti status sosioekonomi dan urkuaran keluarga, dapat mempengaruhi pembelajaran bahasa.

Child-directed speech (CDS) tampaknya memiliki keunggulan kognitif, emosional, dan sosial dan bayi menunjukan ketertarikan mereka kepada hal tersebut. Akan tetapu para periset masih memperdebatkan hal ini.

Membaca dengan keras di usia awal dapat membantu melicinkan jalan untuk menguasai literasi.


Related Posts
Sugeng Riyanto
Aktif mengajar di SDN Cipinang Besar Selatan 08 Pagi. Purna PSP3 Kemenpora XXIV. Pernah menjadi sukarelawan UCFOS PK IMM FKIP UHAMKA. Kini tercatat sebagai salah satu guru penggerak angkatan 7. Penulis Buku "Pendidikan Tanpa Sekolah. Suka berpergian kealam bebas, Menulis berbagai jenis artikel.

Related Posts

Post a Comment