![]() |
Cara Mengatasi Lima Perilaku Bermasalah Murid di Kelas |
Dalam dunia pendidikan, setiap murid punya keunikan masing-masing. Ada yang cepat tanggap, ada yang penuh semangat, ada pula yang menghadirkan “tantangan kecil” bagi guru. Tantangan ini sering berupa perilaku bermasalah yang, jika tidak ditangani dengan bijak, bisa mengganggu proses belajar.
Berikuta lima perilaku bermasalah yang sering ditemui di kelas beserta cara mengatasinya:
1. Murid Pasif
Murid pasif biasanya hanya diam, jarang bertanya, bahkan tidak mau berbicara di depan kelas. Hal ini membuat mereka tampak kurang berpartisipasi.
Penyebab umum: rasa malu, kurang percaya diri, atau takut salah.
Cara mengatasi:
- Berikan pertanyaan sederhana yang jawabannya mudah ditebak.
- Gunakan metode diskusi kelompok kecil agar mereka merasa lebih aman.
- Berikan apresiasi, sekecil apapun partisipasinya.
Contoh: ketika siswa pasif berhasil menjawab, katakan “Jawaban kamu bagus, terima kasih sudah berani mencoba.”
2. Murid Agresif
Ada juga murid yang cenderung agresif, mudah marah, atau sering mengganggu teman. Perilaku ini bisa memicu konflik di kelas.
Penyebab umum: emosi yang tidak terkontrol, kebutuhan akan perhatian, atau masalah di luar sekolah.
Cara mengatasi:
- Ajak bicara secara pribadi, jangan di depan teman-temannya.
- Ajarkan cara mengelola emosi, misalnya dengan teknik pernapasan sederhana.
- Salurkan energinya ke aktivitas positif, seperti olahraga atau kegiatan seni.
Contoh: murid yang sering marah diarahkan untuk menjadi ketua kelompok olahraga kecil.
3. Murid Sulit Fokus
Murid yang mudah terdistraksi sering terlihat melamun, menoleh ke mana-mana, atau sibuk dengan hal di luar pelajaran.
Penyebab umum: bosan, kurang tidur, atau memang memiliki kesulitan konsentrasi.
Cara mengatasi:
- Gunakan variasi metode belajar (cerita, gambar, eksperimen).
- Berikan instruksi singkat dan jelas.
- Gunakan teknik “tepuk fokus” atau isyarat khusus untuk menarik perhatian.
Contoh: saat siswa melamun, guru menyebut namanya dengan nada ramah lalu melanjutkan materi.
4. Murid Perfeksionis
Perfeksionis terdengar baik, tapi bisa jadi masalah jika murid terlalu takut salah dan akhirnya lambat menyelesaikan tugas.
Penyebab umum: standar diri terlalu tinggi atau rasa takut mendapat penilaian buruk.
Cara mengatasi:
- Ajarkan konsep “belajar dari kesalahan.”
- Beri batas waktu pengerjaan agar mereka tidak terjebak pada detail kecil.
- Hargai proses, bukan hanya hasil akhir.
Contoh: katakan, “Tidak apa-apa salah, yang penting kamu sudah mencoba. Nanti kita perbaiki bersama.”
5. Murid yang Ditolak Secara Sosial
Ada murid yang sulit diterima teman sebaya, entah karena sifatnya, penampilannya, atau perilaku tertentu. Mereka rentan merasa terisolasi.
Penyebab umum: perbedaan karakter, pengalaman ditolak, atau kurangnya keterampilan sosial.
Cara mengatasi:
- Pasangkan dengan teman sebaya yang suportif.
- Berikan tugas kelompok yang melibatkan peran sesuai kekuatannya.
- Tanamkan budaya kelas inklusif: saling menghargai, tidak mengejek.
Contoh: murid yang jarang diajak bermain diberi peran penting saat kerja kelompok, sehingga teman-temannya mulai melihat sisi positifnya.
Penutup
Menghadapi murid dengan perilaku bermasalah bukan perkara mudah, tetapi juga bukan mustahil. Kuncinya ada pada kesabaran, empati, dan kreativitas guru. Ingatlah, setiap perilaku murid adalah tanda — entah itu butuh perhatian, dukungan, atau bimbingan. Dengan pendekatan yang tepat, masalah bisa berubah menjadi peluang untuk membentuk karakter mereka.