uCO8uJcd2NOW77jAZ4AbbiNUmGHcS2tFraLMRoIi

Inkuiri apresiatif (IA) – Membuat ATAP dan BAGJA

Tujuan pembelajaran khusus

  • CGP berlatih menerapkan paradigma Inkuiri Apresiatif untuk mengidentifikasi potensi diri dan membuat kalimat prakarsa perubahannya.
  • CGP berlatih menyusun BAGJA menurut kalimat prakarsa perubahan diri yang telah dibuat untuk kemudian menjalankannya.

 

Inkuiri apresiatif (IA)

Inquiry Apresiatif atau yang disingkang dengan IA adalah sebuah pendekatan manajemen perubahan yang menekankan pada prinsip psikologi positif dan pendidikan positif serta pendekatan berbasis kekuatan. Pendekatan ini pertama dikembangkan oleh David Cooperrider.

Pendekatan ini mempercayai bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan peran atau kontribusi terhadap keberhasilan bersama. Inti positif tersebut merupakan Aset dari sebuah organisasi. IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif di sekolah.

Pada penerapan IA, dapat dimulai dengan mengindentifikasi hal baik dapat dipertahankan yang ada di organisasi dalam hal ini sekolah tempat guru penggerak. Pada harapan selanjutnya dapat memunculkan strategi untuk capat mencapai Visi atau tujuan bersama kearah yang lebih baik.

Salah satu model manajemen perubahan penerapkannya melalui tahapan dalam IA yang disebut dengan istilah B-A-G-J-A. BAGJA diambil dari bahasa sunda yang berarti bahagia. BAGJA merupakan akronim dari Buat Pertanyaan (Define), Ambil Pelajaran (Discover), Gali Mimpi (Dream), Jabarkan Rencana (Design), Atur Eksekusi (Deliver). 

Sebelum menyusun Visi untuk mempermudah melangkah menuju BAGJA kita dapat menganalisis A-T-A-P. ATAP merupakan akronim dari Aset – Tantangan – Aksi – Pelajaran.

BAGJA

Bagja adalah akronim dari tahapan Buat pertanyaan – Ambil Pelajaran – Gali mimpi – Jabarkan rencana – dan Atur Eksekusi. Sebelum masuk ke BAGJA kita harus mempunyai Prakarsa perubahan. Prakarsa perubahan adalah sesuatu yang kita harapkan atau kita inginkan. Prakarsa perubahan ini menjadi target yang akan kita gali.

Buat pertanyaan. Pada fase ini kita harus membuat pertanyaan utama yang akan menjadi penentukan arahan peyelidikan kekuatan/potensi/peluang; mendefinisikan tujuan ; pertanyaan dibuat untuk memprovokasi/ menginisiasi perubahan (Prakarsa)

Selain itu pada fase ini juga kita diminta untuk menuliskan tindakan untuk menggalang atau membangun tim perubahan/kolaisi perubahan yang mendukung dan bersifat urgen.

Ambil Pelajaran. Pada fase ini kita harus menyusun pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/potensi/peluang lewat sebuah pertanyaan penyelidikan. Mengidentifikasi dan mengapresiasi yang terbaik dari yang pernah ada. Pada fase ini kita diharap dapat menemukan inti positif. Kita dijuga harus membuat pertanyaan yang mewakili perasaan dan kegelisahan kita.

Pertanyaan ini yang dibuat diharapkan dapat menentukan car akita menggali fakta, memperoleh data, diskusi kelompok kecil/besar survei individu, dan multi unsur.

Gali mimpi. Pada fase ini kita diminta untuk menyusun deskripsi kolektif bila Prakarsa perubahan tercapai. Kita juga diminta membayangkan dan menggambarkan masa depan. Gambaran masa depan tersebut dimunculkan dari contoh-contoh yang membumi dari masa lalu yang positif. Mengalokasikan kesempatan untuk berproses bersama multi unsur (kapan, dimana, siapa, kapan).

Jabarkan rencana. Pada fase ini kita diminta untuk mengidentifikasi tindakan nyata yang perlu untuk dijalankan langkah-langkah kecil sederhana yang dapat dilakukan segera, dan langkah berani untuk terobosan yang akan mempermudah keseluruhan pencapaian. Menciptakan organisasi yang ideal demi mencapai mimpi.

Kita diharapkan dapat menciptakan organisasi yang ideal demi mencapi mimpi.  Mempertahankan perubahan positif, atau menindaklanjuti masa lalu organisasi yang paling positif dan potensial. Dan menyusun definisi kesuksesan pencapaian. Dan menyusun definisi kesuksesan pencapaiannya.

Atur eksekusi. Pada fase ini kita harus merumus beberapa pertanyaan. Pertama siapa saja yang dapat berperan dalam pengambilan keputusan. Merupakan awal dari pencapaian budaya belajar apresiatif yang berkelanjutan. Menyelerasankan interaksi setiap orang (unsur) terlibat agar dapat bersama-sama menciptakan masa depan.  Dan terahir mendesain jalur komunikasi dan pengelolaan rutinitas.

 Berikut Prakarsa perubahan yang saya buat dengan menggunakan ATAP dan BAGJA.


A-T-A-P

Aset

  • Pojok baca yang sudah tersedia tersedia.
  • Wali siswa memiliki kepedulian tinggi terhadap perkembangan anak.
  • Jaringan penulis dan kemampuan menulis.
  • Dukungan kepala sekolah dan pengurus perpustakaan dalam mengadaan buku.
  • Melimpahnya sumber buku digital yang dapat diakses dengan mudah oleh siswa.

Tantangan

  • Minat baca siswa yang lemah.
  • Rendahnya literasi siswa.
  • Rendah keberanian siswa dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat.
  • Pojok Baca yang kurang terawat

Aksi

  • Merevitalisasi pojok baca di kelas
  • Membuat program literasi kelas yang menjadikan pojok baca sebagai pusat pengembangan.
  • Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperkaya sumber literasi di pojok baca sesuai dengan minat baca.

Pelajaran

  • Siswa menyadari banyaknya sumber belajar yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan diri.
  • Siswa memahami pentingnya menumbuhkembangkan budaya literasi untuk pengembang diri.
  • Siswa memahami pentingnya keberanian dan sikap kritis dalam mengungkapkan pendapat dan pertanyaan.

 

Visi

Menciptakan ruang kelas sebagai ruang kolaborasi berorentasi pada terwujudnya profil siswa yang bertakwa serta berakhlak mulia, berwawasan luas, memiliki sikap mandiri, kreatif, bernalar kritis dan dapat mengimplentasikan kebinekaan global dengan semangat gotong royong.

 

Prakarsa perubahan

Meningkatkan budaya literasi dengan pengoptimalan pojok baca guna mewujudkan siswa bernalar kritis dan berwawasan luas.

 

Membuat BAGJA

Tahapan (B) Buat Pertanyaan - Difine

PERTANYAAN

  • Mengapa perlu meningkatakan budaya literasi ?
  • Bagaimana cara meningkatakan budaya literasi dengan mengoptimalkan pojok baca kelas guna mewujudkan siswa bernalar kritis dan berwawasan luas?

DAFTAR TINDAKAN/PENYELIDIKAN yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan

  • Budaya literasi merupakan modal utama untuk mengembangkan pengetahuan dan kompetensi siswa dalam segala bidang. Dengan kayanya literasi siswa akan miliki wawasan yang luas dan bernalar kritis dalam menyelesaikan permasalahan.
  • Mengajak kepala sekolah, pengurus perpustakaan, dan siswa berdiskusi mengenai budaya literasi dan pengoptimalan pojok baca.

Tahapan (A) Ambil Pelajaran - Discover

PERTANYAAN

  • Adakah pengalaman menyenangkan dalam menerapkan kegiatan literasi di pojok baca?
  • Adakah guru yang berhasil mengoptimalkan pojok baca di kelas?
  • Kegiatan literasi apa yang paling disenangi siswa?
  • Buku bacaan apa saja yang disukai siswa?
  • Bagaimana pengadaan buku pojok baca yang berhasil selama ini?

DAFTAR TINDAKAN/PENYELIDIKAN yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan

  • Mengeksplor ekspetasi siswa melalui survei sederhana.
  • Mencari tahu kegiatan literasi di pojok baca yang masih berjalan dengan intens kepada guru, kepala sekolah atau guru dilain sekolah
  • Melakukan wawancara kepada beberapa siswa tentang kegiatan literasi dan buku bacaan yang mereka senangi.
  • Melibatkan siswa untuk menginventarisir potensi yang dimiliki? (buku bacaan apa yang mereka miliki di rumah).
  • Mendiskusikan kepada kepala sekolah, pustakawan, dan orang tua terkait pengadaan buku di pojok baca.

Tahapan (G) Gali Mimpi – Dream

PERTANYAAN

  • Tindakan apa yang dapat dilakukan untuk merevitalisasi pojok baca?
  • Kegiatan menyenangkan apa saja yang dapat dilakukan di pojok baca?
  • Bagaimana perasaan saya dengan adanya pojok baca di kelas kita?
  • Hal apa yang peting dilakukan dalam meningkatkan budaya literasi dengan pengoptimalan pojok baca kelas guna mewujudkan siswa bernalar kritis?

DAFTAR TINDAKAN/PENYELIDIKAN yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan

  • Melakukan jejak pendapat kepada siswa mengenai tindakan, kegiatan, dan perasaan serta harapan mereka tentang pojok baca.
  • Membuat program menarik, nyaman dan berkelanjutan mengenai peningkatan budaya literasi dengan mengoptimalkan pojok baca kelas guna mewujudkan siswa bernalar kritis.

Tahapan (J) Jabarkan Rencana – Design

PERTANYAAN

  • Langkah-langkah apa saja yang perul disipakan untuk meningkatkan budaya literasi dengan mengoptimalkan pojok baca kelas guna mewujudkan siswa bernalar kritis?
  • Berapa lama target dalam merevitalisasi pojok baca yang sudah ada?
  • Bagaimana cara mengatur kegiatan literasi di pojok baca agar berjalan dengan intens?
  • Hal pertama apa yang dapat dilakukan untuk merevitalisasi pojok baca yang sudah ada?

DAFTAR TINDAKAN/PENYELIDIKAN yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan

  • Membuat target realistis untuk setiap minggu misalnya daftar buku yang telah dibaca siswa dalam satu minggu.
  • Membuat capaian kompentesi realistis misalnya kemampuan merangkung, sinopsi, dan mempresentasikan isi buku.
  • Target revitalisasi tiga minggu
  • Membuat kesepakatan bersama tentang hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di pojok baca.
  • Berkordinasi dengan KS, guru sejawat, orang tua dan mengajak anak-anak untuk merevitalisasi pojok baca.

Tahapan (A) Atur Eksekusi – Deliver

PERTANYAAN

  • Siapa saja yang akan terlibat dalam mewujudkan rencana ini?
  • Apa saja peran yang dibutuhkan dan siapa saja yang mengisi peran tersebut?
  • Siapa saja yang bertanggung jawab memonitoring agar pojok baca tetap berlangsung dengan nyaman?
  • Kapan pojok baca dapat mulai aktif?
  • Apa saja kegiatan yang akan dilaksanakan di pojok baca guna mewujudkan siswa bernalar kritis?

DAFTAR TINDAKAN/PENYELIDIKAN yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan

  • Siswa, guru kelas, orang tua, kepala sekolah.
  • Guru kelas dan siswa menyepakati kegiatan dan menjalankan kegiatan literasi di pojok baca. Guru, KS, dan orang tua menjadi pengadaan buku bacaan dan evaluator progam.
  • Guru kelas memberikan laporan kepada KS dan dewan guru melalui rakor bulanan. KS memonitoring kegiatan dua kali dalam satu semester.
  • Awal semester genap.
  • Membaca buku bacaan. Berdiskusi, mencari refrensi, meresume dll.

 



tergerak, bergerak, menggerakkan

guru bergerak, Indonesia maju

Related Posts
Sugeng Riyanto
Aktif mengajar di SDN Cipinang Besar Selatan 08 Pagi. Purna PSP3 Kemenpora XXIV. Pernah menjadi sukarelawan UCFOS PK IMM FKIP UHAMKA. Kini tercatat sebagai salah satu guru penggerak angkatan 7. Penulis Buku "Pendidikan Tanpa Sekolah. Suka berpergian kealam bebas, Menulis berbagai jenis artikel.

Related Posts

Post a Comment